Percaya Diri dengan Operasi Vagina

15.50
Swanscombe, Inggris, Operasi vagina makin banyak diminati wanita, khususnya yang sudah menikah atau memiliki anak. Operasi plastik ini bahkan sudah menjadi tren kosmetik baru bagi wanita yang ingin meningkatkan kepercayaan dirinya.

Salah satu wanita yang mendapat manfaat dari operasi vagina adalah Debra Hooker, perempuan berusia 45 tahun asal Swanscombe, Inggris.

Sudah 9 bulan sejak Debra melahirkan putranya, Samuel, ia menolak untuk melakukan hubungan seks dengan suaminya. Ini tidak ada hubungannya dengan kurangnya waktu karena harus merawat bayinya, tetapi Debra hanya terlalu malu dengan tubuhnya.

Namun dengan melakukan operasi vagina, Debra telah memiliki kehidupan seks yang baru. Dan dia bukan satu-satunya orang yang mendapatkan keuntungan dari operasi vagina. Data statistik menunjukkan bahwa operasi vagina dengan cepat menjadi salah satu prosedur bedah yang paling diminta.

"Ini benar-benar hal terbaik yang pernah saya lakukan. Saya merasa malu melihat ke bawah (organ kelamin) setelah memiliki bayi, tapi itu bukan hanya tentang penampilan. Ada implikasi kesehatan fisik jika vagina tertarik dan cacat," jelas Debra, seperti dilansir Mirror.co.uk, Rabu (11/5/2011).

Operasi vagina (designer vagina procedures) terbagi menjadi dua kategori, yaitu labiaplasty, yang memperpendek labia bagian dalam yang menonjol, dan Vaginoplasty untuk memperketat dinding vagina.

Data National Health Service (NHS) Inggris tahun 2009 menunjukkan peningkatan 70 persen jumlah wanita yang melakukan labiaplasty dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Terdapat 1.118 operasi di tahun 2008 dibandingkan dengan 669 pada tahun 2007, dan 404 pada tahun 2006.

Dan beberapa klinik di Inggris, salah satu penyedia layanan bedah kosmetik terkemuka telah melakukan 15 operasi vagina tahun ini dan memprediksikan akan menyelesaikan 90 operasi lagi selama periode 12 bulan. Jumlah tersebut meningkat 58 persen pada 2010, yang mulanya hanya 57 operasi.

Dr Lawrence Mascarenhas, dokter kandungan konsultan NHS dan sektor swasta menuturkan bahwa ia melakukan rata-rata 12 operasi vagina setiap bulan.

"Labiaplasty lebih merupakan prosedur kosmetik simetri untuk meningkatkan penampilan estetika, sedangkan vaginoplasty adalah untuk memperbaiki masalah yang mungkin timbul karena memiliki dinding vagina membentang (lebar), misalnya karena melahirkan," jelas Dr Lawrence Mascarenhas.

Menurutnya, banyak wanita yang menjalani labiaplasty karena menderita komplikasi, dan wanita tidak perlu mengambil risiko yang tidak perlu untuk menciptakan vagina yang sempurna.

"Tapi dengan pembedahan semua ada risiko. Ada sedikit ruang untuk kesalahan dengan prosedur seperti ini karena jika terlalu pendek Anda bisa memotong suplai darah ke klitoris, yang berarti hilangnya sensasi seksual, secara permanen," jelas Dr Mascarenhas.

Selain itu, seperti dikutip dari Mamashealth, risiko utama dari operasi peremajaan vagina adalah perdarahan yang berlebihan, infeksi, serta risiko jaringan parut yang dapat memicu komplikasi pasca operasi.

Risiko jaringan parut biasanya menjadi masalah yang lebih serius pada operasi ini dibandingkan dengan operasi lain, hal ini karena sifat sensitif dari vagina.

Sebuah studi baru-baru ini di Kings College London melihat adanya hubungan antara labiaplasty dan peningkatan ketersediaan gambar-gambar porno secara online.

"Itu tidak masuk akal bagi saya. Wanita membandingkan dirinya seperti yang gambar media (media porno). Jika seseorang datang kepada saya dengan gambar vagina, saya akan merujuk mereka ke psikolog. Gambar-gambar itu tidak realitis, bahkan sudah diolah digital," tegas Dr Mascarenhas.

Tapi Debra merasa ngeri dengan hubungan antara pornografi dan operasi vagina yang dijalaninya.

"Saya pikir itu sangat menghina perempuan seperti saya. Saya ingin terlihat dan terasa seperti wanita normal. Saya tidak ingin terlihat seperti bintang porno, saya ingin bisa berjalan dan melakukan hubungan seks dengan pasangan saya tanpa mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan," jelas Debra.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »