Hasil penelitian Johnson dan Everitt dalam bukunya Essential Reproduction (2000) mengungkapkan bahwa air mani berisi kandungan gizi yang tinggi.
Dalam ejakulasi khas (kira-kira satu sendok teh) air mani sudah mengandung 150 mg protein, 11 mg karbohidrat, 6 mg lemak, 3 mg kolesterol, 7 persen US AKG kalium, tembaga dan seng.
Selain itu, air mani juga mengandung gula, protein dan asam amino, mineral, vitamin, hormon, asam laktat, urea, asam urat dan nitrogen.
Tingginya kandungan gizi ini membuat air mani dan sperma banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit , seperti diabetes dan depresi. Penggunaan sperma juga pernah diterapkan untuk mengobati jerawat, meski sebenarnya belum ada penelitian yang membuktikan efektivitasnya.
Metode masker sperma bahkan diketahui telah digunakan sejak zaman Mesir Kuno (5000 SM), seperti dilansir healthmedicals, Selasa (22/3/2011).
Secara teori, penggunakan masker sperma dinilai cukup masuk akal karena sperma mengandung sejumlah nutrisi yang bermanfaat untuk perawatan kulit. Seperti dilansir Netdoctor, air mani dan sperma banyak mengandung ascorbic acid (vitamin C) dan vitamin B12, yang dapat membantu seseorang tampak lebih muda dan cantik.
Vitamin C mendorong pertumbuhan rantai protein dalam kolagen, yang merupakan bahan utama dalam semua jaringan berserat. Vitamin C juga merupakan antioksidan yang bisa mendetoksifikasi atau menyingkirkan racun-racun dan pengotor yang ada di permukaan kulit.
Kehadiran vitamin C dalam air mani adalah untuk memastikan bahwa sperma terlindungi dari radikal bebas dan meningkatkan jangka hidup sel sperma.
Selain itu, adanya kandungan antioksidan juga menjamin bahwa sperma bebas dari radikal bebas penyebab kulit kusam dan cepat keriput. Kandungan yang sama juga bisa ditemukan dalam produk-produk perawatan jerawat dan anti penuaan dini yang dijual di pasaran.