Nurul Ulfah - detikHealth
(Foto : Topnews)
Studi ini mematahkan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa tidur yang kurang menyebabkan gangguan fungsi otak. Namun sebuah studi lainnya yang dilakukan para ahli dari University Hospital of Madrid, Spanyol terhadap 3.286 pria dan wanita berumur 65 tahun ke atas dan dipublikasikan dalam European Journal of Neurology ternyata mendukung studi terbaru ini.
Dalam studinya ini, setiap responden ditanya mengenai kesehatan dan pola hidupnya, termasuk berapa jumlah jam tidurnya dalam seharinya. Para responden kemudian dipantau jumlah jam tidurnya selama 3 tahun.
Dari situ peneliti menemukan mereka yang tidur sebanyak 8 atau 9 jam setiap malamnya memiliki penyakit pikun yang lebih tinggi dua kali lipat dibanding mereka yang hanya tidur 6 jam semalamnya.
Tidak hanya tidur malam, tidur siang pun demikian. Meskipun tidak diketahui penyebabnya secara pasti, tapi tidur yang berlebih bisa jadi suatu pertanda awal seseorang terkena penyakit pikun.
Menghabiskan waktu lebih banyak di tempat tidur bisa juga pertanda kalau seseorang sedang depresi, salah satu faktor yang memang menyebabkan pikun di masa tua.
Sebanyak 750.000 orang di Inggris saat ini diperkirakan menderita penyakit pikun, dan angka ini akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang hidup lebih lama.
Kebanyakan dari mereka dengan penyakit tersebut meninggal dunia sepuluh tahun kemudian setelah terdiagnosa. Selama itu pula, rata-rata dari mereka menderita penyakit stroke, jantung, kanker atau komplikasi lainnya.
Penyakit yang menghancurkan zat-zat kimia penerus pesan ke otak itu menyebabkan kekacauan pada sistem otak yang akhirnya memicu inflamasi dan merusak pesan yang akan disampaikan ke otak.
Para peneliti masih belum tahu penyebab pasti penyakit ini, namun dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang mengaktifkan otak seperti mengisi kuis, merangkai puzzle atau kata-kata silang bisa mencegah seseorang dari penyakit tersebut.
Melakukan diet mediterania yang kaya akan buah, sayur, ikan dan kacang pun bisa mengurangi risikonya hingga 80 persen.
"Penelitian selama 3 tahun ini menunjukkan bahwa seseorang yang tidur lebih lama daripada jam normalnya dan memiliki perasaan mengantuk di siang hari adalah tanda-tanda seseorang mengalami pikun. Namun hal ini harus diteliti lagi karena hanya sepertiga responden saja yang mengalaminya" ujar Dr Susanne Sorenson, pimpinan Alzheimer's Society, seperti dilansir Telegraph, Kamis (13/8/2009).