(Tampaknya, mobil yang menjadi tokoh utama pada film serial televisi Knight Rider pada pertengahan 1980-an, yang diberi nama”Kitt” atau Knight Industries Two Thousand. Versi terakhir dari Knight Rider yang dibuat pada 2008 melanjutkannya menjadi Knight Industries Three Thousand).
MadeInGermany Rilis yang diterbitkan oleh Freie Universität Berlin yang membuat proyek ilmiah ini, VW Passat yang digunakan melaju sejauh 80 km tanpa pengemudi di sekitar pusat kota Berlin. Karena itu pula, proyek ini disebut “Automomous Car Navigates the Street of Berlin”. Tujuannya, untuk menaikkan pamor ”MadeInGermany”.
Dijelaskan, mobil swa-mengemudi (autonomous car) ini, dikemudikan oleh komputer. Mobil yang digunakan adalah VW Passat standar yang dimodifikasi menjadi “drive by wire”. Kalau masih ada orang di belakang setir, hanya sebagai pengaman. Tugasnya, memantau gerak-gerik mobil atau mengambil alih tugas mengemudi bila sistem bermasalah.
Komputer langsung memerintah atau mengatur gerakan pedal gas, rem dan setir. Berbagai sensor disatukan pada sasis mobil yang memberikan informasi semua mobil dan orang yang berada di jalan. Dengan cara ini memungkinkan mobil menghindari rintangan atau mengatur kecepatannya atau pindah jalur bila perlu. Uji-coba dilakukan di kawasan 20 km di depan dan belakang gedung International Congress Centre dan Gerbang Brandenburg, empat putaran tanpa kecelakaan.
Pemindai LaserKomputer bekerja berdasarkan inforasi yang diporoleh dari perangkat elektronik yang disertakan, navigasi GPS yang sangat akurat, kamera di depan plus pemindai (scanner) di atap, di samping dan di bemper depan-belakang.
"Mobil ini dapat mengetahui posisinya, kondisi di sekitarnya, antara lain pejalan kaki, gedung-gedung dan pohon dalam radius 70 meter. Bahkan bisa mendeteksi lampu lalu lintas dan meresponnya dengan baik. Kecepatan reaksi teknologi ini melebihi respon rata-rata manusia," jelas Prof. Raul Rojas Pimpinan Kelompok Peniliti khusus proyek ini yang disebut Autonomos Labs. Penelitian yang telah berjalan 4 tahun dan menghabiskan dana sekitar 400.000 Euro atau sekitar Rp5 miliar lebih.
"Ini merupakan tren penelitian baru, komputer mengontrol atau mengemudikan mobil. Penelitian yang sama juga sudah dilakukan di beberapa negara. Sedangkan konsep yang sama namun sudah diterapkan oleh produsen namun dengan skala lebih kecil adalah parking assist atau rem darurat (emergency brake),” komentar Ferdinand Dudenhoeffer, Professor Automotive Economics Universitas Duisburg-Essen yang dikutip oleh Associated Press tentang proyek ini.
Di Berlin, para ilmuwan mendapatkan ijin dari pemerintah setempat menggunakan sarana jalan umum untuk melakukan uji-coba. Bahkan pengguna jalan lain ikut membantu.
Mengurangi Kecelakaan Awalnya, menurut Rojas, masalah yang timbul adalah cara mengemudi robot yang agak kaku dan aneh. Namun setelah dilakukan pengembangan lebih lanjut, kini gaya mengemudinya lebih luwes seperti layaknya manusia.
Sempat juga muncul kekhawatiran seperti yang dikemukakan Dudenhoeffer, "Siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan? Apakah pemilik mobil, penumpang yang sedang mengontrol kerja komputer kontrol atau perusahaan yang memproduksi teknologi tersebut?"
Namun suatu saat, lanjutnya, kemampuan komputer mengemudikan mobil bisa lebih aman dibandingkan dengan manusia. Pasalnya, program dibuat sesuai dengan peraturan dan kemampuan kendaraan. Sekarang ini, kecelakaan umumya terjadi karena kelalaian manusia.
Sementara itu, Prof. Raul Rojas menambahkan, kendaraan swa-mengemudi saat ini sudah dapat digunakan di jalan pribadi dan teknologinya dinilai sudah cukup matang. Namun untuk jalanan umum masih perlu 10 sampai 15 tahun lagi.
Ditambahkannya, navigasi mobil otomatis ini untuk jalanan umum masih membutuhkan pengembangan teknologi tambahan. Tujuannya agar mobil benar-benar aman. Di samping itu harus dibuat standar, mobil swa-mengemudi ini harus lebih ketat dari manusia.“Begitu jadi, mobil ini akan lebih aman dibandingkan mobil yang dikemudikan manusia. It is just matter of time,” tegasnya! Karena itu pula, AutoNOMOS labs segera mengadakan uji-coba yang sama namun berlangsung otomatis penuh dan dilaksana antar kota di Eropa.