Skandal pelecehan seksual terhadap anak-anak menggoyang Gereja Katolik, bahkan Sabtu kemarin (27/3), Paus Benedict XVI oleh salah satu surat kabar disebut sebagai "Pendosa Besar", surat kabar itu mengatakan penanganan krisis pelecehan seksual oleh Benedict hanya akan memperkuat kekuasaannya.
Sebagaiman banyaknya tuduhan yang menumpuk terkait pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pastor dalam skandal yang melanda Amerika Serikat dan Eropa, media menyatakan keterkejutan dan kebingungan mereka dalam komentar dan editorial.
"Bagaimana mungkin orang Katolik melakukan hal semacam itu?" tanya surat kabar Inggris The Independent.
Bagaimana mungkin pastor menerima pengakuan dosa dalam persekutuan "sementara mereka memperkosa anak-anak?" Ini menimbulkan pertanyaan besar. "Apa yang terjadi di dalam jiwa mereka?"
Di Spanyol El Pais, seorang profesor teologi berkata bahwa Gereja Katolik Roma dengan cepat dapat menghubungkan aborsi dengan dosa tetapi mereka "kesulitan melakukan hal yang sama ketika datang kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang yang berdedikasi kepada Tuhan."
Sebuah jajak pendapat di majalah Jerman Stern, ditemukan turunnya keyakinan masyarakat terhadap Gereja, yang turun pada posisi 17 persen dari 29 persen pada bulan Januari, sedangkan kepercayaan terhadap Paus turun hingga 24 persen dari 38 persen pada periode yang sama.
"Paus adalah seorang pendosa terbesar di seluruh Gereja Katolik," kata salah seorang nasional Swiss seperti dikutip di surat kabar Tribune de Geneve.
Tetapi Vatikan - yang oleh York Times melaporkan pada hari Jumat bahwa Benediktus telah gagal untuk bertindak tegas melawan untuk menghentikan seorang pastor yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak pada tahun 1980 an - ia mengatakan, bahwa dirinya tidak akan diperlemah oleh krisis ini.(fq/aby)