Aktivis Peraih Nobel Dideportasi dari Israel

00.25
MENJELANG fajar, Selasa 5 Oktober, Mairead Corrigan-Maguire terpaksa angkat kaki dari Israel. Aktivis perdamaian asal Irlandia Utara itu pun terpaksa mengubur dalam-dalam cita-citanya untuk melihat Palestina bersanding sejajar dengan Israel. Kini dia hanya bisa berjuang dari jauh.

Mairead Corrigan-Maguire tertunduk lesu. Putusan Mahkamah Agung (MA) Israel untuk mendeportasinya ke Irlandia Utara Senin malam waktu setempat 4 Oktober, benar-benar membuat perempuan 66 tahun tersebut tersentak.

Apalagi, dia dianggap melanggar larangan berkunjung ke Israel yang dikenakan kepadanya sejak 3 Juni lalu. "Saya tidak pernah tahu bahwa saya masuk daftar cekal Israel," kata penerima Nobel Perdamaian 1976 itu seperti dilansir Jerusalem Post, kemarin.

Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yakin, Maguire sengaja melanggar pencekalan. Artinya, dia sengaja hendak masuk Israel secara paksa. "Maguire mengetahui pencekalan yang dikenakan kepadanya setelah dia dideportasi Juni lalu.

Dia juga paham bahwa secara eksplisit, dia tidak diperkenankan masuk Israel," terang tiga hakim yang menyidangkan kasus Maguire di Tel Aviv dalam sebuah pernyataan resmi.

Versi Israel, sebelum ditangkap di Bandara Internasional Ben Gurion pada 28 September lalu, ibu dua anak tersebut sudah dua kali berusaha masuk Jalur Gaza. Padahal, sejak Juni 2007, Israel memberlakukan blokade di kawasan sengketa yang diklaim sebagai bagian dari Palestina itu.

Dua upaya penerobosan tersebut, konon, terjadi pada akhir Juni 2009 dan akhir Mei lalu. Metodenya sama, yakni dengan menumpang kapal pengangkut aktivis solidaritas Palestina.

Pada 30 Juni 2009, Maguire dan sekitar 20 aktivis solidaritas Palestina lainnya ditangkap militer Israel. Kapal feri kecil yang mereka tumpangi dicegat kapal penjaga pantai Israel. Seluruh penumpangnya yang hendak berkunjung ke Gaza diamankan.

Termasuk seorang anggota Kongres Amerika Serikat (AS) kala itu, Cynthia McKinney. Maguire sempat dijebloskan ke penjara Israel sekitar sepekan sebelum akhirnya dideportasi ke Irlandia Utara pada 7 Juli 2009.

Pengapnya penjara Israel, tampaknya, tidak membuat Maguire jera. Pada 29 Mei lalu, dia kembali berusaha masuk Gaza. Kali ini, dengan menumpang Kapal Rachel Corrie bersama rombongan aktivis kemanusiaan internasional.

Tapi, pada 3 Juni, kapal yang dia tumpangi diadang militer Israel. Meski Gaza sudah di depan mata, kapal dan seluruh awak serta penumpangnya ditarik kembali ke Israel. Maguire pun kembali ditangkap dan dideportasi ke Irlandia Utara.

Saat deportasi kedua itulah, pemerintahan Netanyahu mencantumkan nama Maguire dalam daftar cekal Israel. Bahkan, pencetus forum damai Irlandia Utara tersebut dilarang menginjakkan kakinya lagi di Negeri Yahudi itu selama satu dekade. Sayang, pencekalan itu pun tidak membuat Maguire takut.

Pada 28 September lalu, dia justru memimpin delegasi Nobel Women’s Initiative berkunjung ke Israel dan Tepi Barat. Karena dianggap melanggar, Maguire pun kembali dijebloskan ke penjara. (jpnn)

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
Irfan Fay
AUTHOR
10 Oktober 2010 pukul 06.01 delete

Hello Translator XP,

Wah, beritanya bagus. Ini ada posting blog serupa, "Paten Ilmuwan Pemenang Nobel" di blog Senangs.

Liat juga facebook Senangs dan Twitter Senangs.

Keren deh. TQ!

Reply
avatar