Hasil pembicaraan empat mata dengan SBY tersebut dibahas dalam rapat dewan pengurus harian DPP Partai Golkar di Posko Slipi II, Menteng, Jakarta Pusat. Hadir dalam rapat itu Sekjen Soemarsono, Wasekjen Rully Chairul Azwar, Ketua DPP Yorys Raweyai, Ketua DPP Burhanuddin Napitupulu, Ketua DPP Syamsul Muarif, Ketua DPP Nurul Arifin, Ketua DPP Enggartiasto Lukito, dan Ketua DPP Andi Mattalata.
Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menegaskan, Golkar belum menghapus opsi Golkar membentuk poros baru atau bergabung dengan poros lain di pemilu presiden. "Itu kami lakukan untuk kepentingan lebih besar," ujar Priyo usai rapat.
Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar Poempida Hidayatullah menuturkan, Rapimnasus Golkar pada 2008 telah memutuskan partainya akan mengusung calon presiden bila menang pemilu. Namun, karena perolehan suara di pemilu legislatif jeblok, Golkar hanya akan mengusung calon wakil presiden. "Berdasarkan suara internal, JK masih tertinggi untuk diajukan sebagai calon presiden maupun wakil presiden. Namun, kalau desakan DPD tetap menghendaki capres, bisa saja Golkar mengajukan capres sendiri," katanya.
Terkait lima kriteria calon wakil presiden yang dilansir SBY, Priyo Budi Santoso menegaskan Partai Golkar menghormati kriteria-kriteria tersebut. Golkar menilai kriteria-kriteria tersebut bagus dan normatif, meski sangat multitafsir. "Golkar menilai kriteria itu 100 persen bagus," katanya.
Namun, kata Priyo, Golkar kurang nyaman dengan belum adanya ketegasan dari Demokrat untuk kembali berkoalisi dengan Golkar, termasuk syarat-syarat yang diajukan Golkar. Golkar menilai koalisi hanya bisa dibentuk kalau Demokrat dan Golkar saling membutuhkan. (jpnn)