Orang bijak sadar bahwa ia tidak akan mencari dukungan dari orang lain. Oleh karena itu, ia tidak perlu mencari perhatian di hadapan orang atau mengambil kebijakan dengan persetujuan dan dukungan orang lain, karena manusia memilki batas dalam bersolidaritas terhadap sesama. Mereka memiliki keterbatasan dalam memberikan dukungan dan berkorban terhadap suatu hal yang sulit untuk mereka lampaui.
Perhatikan kisah Husain bin ‘Ali’ , cucu nabi Muhammad. Beliau terbunuh, namun ummat tidak bereaksi atas pembunuhan itu. Bahkan para pembunuhnya bertakbir dan bertahlil atas kemenangan mereka setelah melakukan pemenggalan kepala beliau.
Iman Ahmad bin Hanbal dipaksa masuk penjara, disiksa dan didera dengan deraan yang amat menyakitkan. Meski kondisi beliau sangat kritis, tak seorang pun yang mendukung dan memberikan pertolongan kepada beliau.
“Wahai Nabi, cukuplah Allah (sebagai pelindung dan penolongmu) bagimu dan bagi orang-orang yang setia mengikutimu, yakni orang-orang mukmin”. QS:8.64).
Filsafat yang menganjurkan untuk menghambur-hamburkan uang, mengeluarakan harta dengan cara yang tidak tepat, atau tidak mengumpulkan harta sama sekali, bukanlah filsafat yang benar.
Sungguh Islam menganjurkan ummatnya untuk mencari dan mengumpulkan harta yang halal, sekaligus menganjurkan untuk membelanjakannya ke jalan yang benar agar seorang hamba dapat hidup mulia dengan hartanya.
Diantara hal yang dapat mendatangkan banyak kecemasan dan kegundahan adalah banyak utang atau kemiskinan yang membebani dan mencekik.
Dalam Hadist Shahih juga disebutkan “Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah”. Tangan yang diatas memberi, sedang tangan yang dibawah menerima atau yang meminta.
Maknanya adalah jangan pernah meminta dan berharap kepada manusia, karena Allah sajalah yang menjamin rizki, ajal dan semua urusan mahluk. Keagungan iman tetap kokoh, pemilik iman pasti terhormat dan mulia; kepala mereka tetap tegak memandang; dan wajah mereka tidak pernah tertunduk malu.”Apakah mereka hendak mencari kemuliaan dari orang-orang kafir itu ? Sungguh segala kemuliaan itu hanya ada di sisi Allah.” (QS:4:139).