Terkadang kita dalam kehidupan terkena musibah yang tak kita inginkan sehingga terkadang kita memprotes Allah karena kita merasa beriman kepada Allah dan bahwa yang kita perbuat adalah yang baik-baik saja dan tidak ada yang melanggar aturan sehingga kita merasa bahwa Allah tidak adil terhadap kita. Akan tetapi Jika kita memikirkan lebih mendalam bahwa sesuatu yang kuat itu harus dibuktikan bahwa memang sesuatu itu kuat sehingga harus mengalami tahapan ujian, begitu juga kita jika kita merasa beriman maka kita harus menghadapi ujian sehingga dengan melalu ujian itu terbuktilah bahwa kita benar-benar beriman.
Dalam hadist Qudsi Shahih disebutkan bahwa :”Siapa saja orang yang kekasihnya di dunia aku cabut nyawanya, kemudian dia bersabar dan mengharap pahala-Ku, niscaya akan Aku ganti dengan surga”.
Dalam hadist Qudsi shahih lainnya disebutkan :”Barang siapa yang (di Dunia) aku butakan kedua matanya (lalu dia bersabar), niscaya akan Aku ganti dengan Surga”.
“Sesungguhnya yang bukanlah matanya yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada didalam dada”(QS:22:46).
Allah berfirman:”Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas”(QS:39:10).
Dalam hadist disebutkan :”Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan yang diterima”.
Sesungguhnya dalam musibah itu terdapat beberapa hal, antara lain kesabaran, qadar dan pahala. Hendaklah seorang hamba mengetahui bahwa yang berhak mengambil adalah yang memberi dan yang berkuasa untuk merebut kembali adalah yang menganugerahi. “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyampaikan amanat kepada ahlinya”.(QS:4:58).
Tiada harta dan keluarga
melainkan sekadar barang titipan
Suatu hari semua barang titipan
Pasti akan diambil kembali