AS Beli Saham Sembilan Bank Terbesar
JAKARTA -Berbagai jurus untuk menghindarkan jebloknya pasar saham di tanah air mulai menuai hasil. Tren positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan sore kemarin memperlihatkan kestabilan.Ini diprediksi sebagai pertanda kepercayaan investor telah membaik dan gejolak saham mulai reda.
Meski sedikit memperlihatkan penurunan jika dibandingkan harga pada penutupan sesi siang, indeks akhirnya ditutup pada level 1.555,967, menguat 94.094 poin atau 6,44 persen daripada penutupan sebelumnya. Sejak pagi, indeks harga saham dibuka positif. Dibuka naik 66,850 poin atau 4,577 persen ke posisi 1.528,723. Menjelang penutupan sesi pertama, indeks terus bergerak naik ke level 1.560,085.
Transaksi harian kemarin sebenarnya relatif minim, yaitu hanya Rp 1,8 triliun; masih di bawah rata-rata transaksi harian yang berkisar Rp 5 triliun. Sebanyak 165 saham mengalami kenaikan harga, 50 saham longsor, dan 39 lainnya tidak berubah.
Sektor konsumer, infrastruktur, finansial, dan aneka industri menjadi katalis bagi pergerakan positif di lantai bursa. Indeks sektoral di sektor-sektor tersebut terkerek variatif, mulai 6,6 persen sampai dengan 8,77 persen. Pergerakan indeks paralel dengan menghijaunya bursa regional dan global.
Bursa regional pada perdagangan Selasa, 14 Oktober meneruskan penguatannya, seiring pulihnya kepercayaan investor di pasar modal. Di Jepang, setelah sehari libur, indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo ditutup melonjak 1.171,14 poin (14,15 persen) pada 9.447,57. Hal itu yang merupakan pencapaian persentase terbesar sepanjang sejarah transaksi saham Jepang.
Di Hongkong indeks Hang Seng ditutup naik 3,2 persen menjadi 16.832,88. Di Korsel otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan di lantai bursa sesaat pembukaan sesi pagi karena tingginya permintaan beli. Indeks Kospi akhirnya ditutup menguat 6,14 persen ke 1.367,69.
Penguatan juga terjadi di mayoritas indeks bursa regional lainnya, seperti Indeks Tertimbang Taiwan bertambah 5,40 persen, kemudian indeks All Ordinaries Australia naik 4,09 persen, serta Indeks Strait Times Singapura meningkat 4,43 persen.
Analis BNI Securities Akhmad Nurcahyadi mengatakan, badai finansial global memang belum sepenuhnya reda. Namun, investor mulai menaruh kepercayaan. Apalagi harga saham sudah sangat terjerembab di bawah harga wajarnya. Hal itu ditopang oleh pergerakan harga komoditas, termasuk minyak, yang mulai menanjak pelan.
"Variabel positif penguatan bursa-bursa kawasan dan global juga menjadi pemicu penguatan bursa," ujarnya. Selain itu, bursa mendapatkan sentimen positif sejumlah intervensi regulasi dari pemerintah dan otoritas. Termasuk soal auto rejection 10 persen. Pada perdagangan kemarin, sekurang-kurangnya, 25 emiten terkena auto rejection karena telah mencapai kenaikan titik tertinggi 10 persen, 15 persen di antaranya emiten badan usaha milik negara (BUMN).
Analis Optima Securities Iksan Binarto mengatakan, sentimen positif pemberlakuan auto rejection sebesar batas atas-bawah 10 persen membuat investor enggan melepas sahamnya. Alhasil, bursa selamat dari tekanan jual. "Investor menahan untuk melepas sahamnya, menunggu harga naik lebih tinggi, karena bursa global sedang rebound," katanya.
Dia menyoroti tipisnya transaksi harian yang hanya Rp 1,8 triliun. Hal itu membuat pelaku pasar meminta agar batas auto rejection dinaikkan bila pasar sudah stabil. "Itu agar pelaku pasar lebih leluasa dalam trading." Hari ini dia memprediksi indeks masih rally di level 1.530-1.580.
Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan, berdasar laporan yang masuk, hanya sembilan BUMN Tbk non perbankan yang berencana melakukan buyback. Total dana yang dimasukkan ke pasar untuk mengoleksi saham pelat merah hanya Rp 8 miliar. "Harap diketahui, dana yang keluar hanya segitu. Selebihnya karena kepercayaan investor mulai pulih," katanya saat ditemui sebelum rapat di Komisi XI DPR kemarin.
Sofyan menambahkan, membaiknya harga saham-saham BUMN juga terbantu oleh sentimen global. Pasar modal di berbagai negara juga mengalami rebound. "Meski pagi sempat panik, tapi sore kemarin (Senin, 13 Oktober, red) harga terus membaik," katanya.
Untuk mempertahankan nilai saham dan memulihkan kepercayaan pasar, pemerintah mendorong sebelas BUMN Tbk non perbankan melakukan buyback. Tiga BUMN Tbk perbankan, yakni BRI, Bank Mandiri, dan BNI, diminta tidak melakukan buyback guna memperkuat likuiditas masing-masing. Di antara sebelas BUMN Tbk non perbankan, dua BUMN menyatakan tidak sanggup melakukan buyback. Alasannya, tidak memiliki dana lebih. Mereka PT Kimia Farma dan PT Indo Farma.
Sembilan BUMN yang siap melakukan buyback adalah PT Telkom, PT PGN, PT Batubara Bukit Asam (PTBA), PT Timah, PT Aneka Tambang, PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, PT Semen Gresik, dan PT Jasa Marga. Selain itu, ada juga anak perusahaan Pertamina, yakni Elnusa, yang siap melakukan buyback.
Sofyan mengatakan, sisa dana buyback masih akan disiagakan. Namun, aksi buyback hanya akan dilakukan jika harga saham kembali anjlok. "Tapi, kalau pasar terus naik, berarti ya tidak perlu lagi buyback," terangnya. (owi/eri/wir/kim)
Sumber :http://cetak.fajar.co.id/news.php?newsid=77419