Lompatan Baru Pembuatan Obat

04.42
Ketua Persatuan Ahli Kimia Medicine Indonesia (Perakmi) Prof Dr Siswandono mengatakan, dengan ditemukannya chemical medicinal yang kemudian dipadu dengan sistem komputerisasi yang sinergis, maka ke depan penemuan bahan obat akan mengalami peningkatan signifikan, baik dari segi waktu penelitian dan biaya.
Hanya sayangnya, sistem teknologi pembuatan obat yang di Barat sudah dikenal sejak era 2000-an itu, baru mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 2010, sehingga belum bisa menghasilkan produk bahan obat.
"Namun potensi ke depan sangat cerah mengingat Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman berkhasiat obat," kata Siswandono dalam seminar internasional Medicinal Chemistry and Timmerman Award 2011, Sabtu (15/10/2011) lalu di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur.
Dulu, untuk menemukan satu macam obat saja butuh penelitian dan uji coba selama 10 tahun dengan biaya yang sangat mahal. Akan tetapi, dengan chemical medicine, hanya butuh waktu enam tahun saja dengan biaya yang sangat efisien.  
Menurut dia, komputerisasi sistem pada kimia medicine akan lebih efisien dan efektif karena mampu menggantikan upaya penelitian dan percobaan-percobaan yang dulu memakan waktu sangat lama. Misalnya, dari satu tanaman bahan obat terdapat banyak kemungkinan khasiat sebagai obat, maka setelah dilakukan sintesa dalam percobaan-percobaan, hanya akan tersisa satu jenis bahan obat saja.
"Dengan kimia medicine, dari banyak kemungkinan khasiat tadi bisa ditemukan banyak pula khasiat yang bisa menjadi bahan obat. Karena dengan sistem modern itu khasiat yang tampak menjadi lebih jelas dan lebih pasti, sehingga tidak ada lagi yang namanya coba-coba," tutur guru besar Farmasi Universitas Airlangga yang juga satu-satunya konsultan ahli kimia medicine di Indonesia.
Sumber :Kompas.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »