Sejarawan Belanda, Bernard H.M.Vlekke dalam “Nusantara :History of Indonesia “(1961) mengemukakan bahwa hal yang menarik mengapa orang jawa masuk islam adalah karena agama islam memiliki pemahaman dan praktek keagamaan yang bersahabat dengan tradisi lokal bukan karena dia suka agama islam. Namun adanya fleksibilitas yang tinggi ketimbang Kristen.
Meskipun begitu teramat sulit menerima dengan akal sehat bahkan mustahil jika dikatakan wali sanga mendiamkan pratek-praktek lokal yang penuh dengan khufarat dan kemusyrikan, karena wali sanga berasal dari luar jawa dan sangat paham dengan ilmu-ilmu agama dan segala larangannya. Menjadi pekerjaan rumah para ulama bangsa inilah sekarang untuk meluruskan upacara-upacara penuh kemusyrikan seperti tradisi Sekaten, Mauludan dan sebagainya agar kembali pada nilai-nilai islam yang bersih dan lurus, bukan malah memelihara kesesatan tersebut dan tanpa ilmu menyatakan islam agama yang penuh toleransi. Karena rasulullah SAW tidak pernah bersikap toleran pada kemusyrikan.