Sumber :fajar.co.id
Mendengar kata burger, bagi penikmat kuliner tentu ini sudah tak asing lagi. Tapi bagaimana kalau Giant Burger ? Dari namanya saja terbayang kalau ini memang bukan burger biasa. Seperti itulah menu yang coba diracik Hotel Mercure Regency yang beralamat di Jl Daeng Tompo No 8 Makassar. Mulai awal Juli lalu, hotel berbintang ini menghadirkan menu yang terbilang unik.
"Burger ini memang super raksasa. Beratnya hampir satu kilogram. Bisa dimakan empat orang sekaligus," beber Executive Chef, Agus Irianto, yang didampingi Asisten Manager, Agusdin dan Manager Restauran, Basyir kepada Fajar, Kamis, 24 Juli.
Menurut Agus yang juga pencetus burger raksasa itu, selain bentuknya yang luar biasa, burger ini pun memiliki rasa yang sangat menggigit. Terlebih didukung dengan kulit burger yang lembut. "Daging giling dan kejunya tebal. Juga memakai kentang bakar yang disantap bareng dengan selada buah," terang Agus menggugah selera.
Uniknya lagi, burger raksasa ini selalu dihadirkan dengan satu liter teh manis yang dikemas dalam gelas cantik. Bisa dipastikan siapapun yang mencoba bakal puas menikmati suguhan burger dengan citarasa bintang empat.
Disebutkan Agusdin, harga burger tersebut yakni Rp60 Ribu. Namun pihak hotel rupanya memberikan sensasi kepada pembeli."Kalau ada yang mampu menghabiskan burger itu seorang diri dengan waktu 30 menit, kami gratiskan,"ungkapnya tersenyum. Penawaran ini, kata Agusdin, berlaku selama waktu yang tidak ditentukan.
Kalau Anda belum puas pada menu burger, di eks Hotel Royal Regency itu juga menawarkan menu Udang Bakar Balado dan Ayam Taliwang Bakar. Lagi-lagi keduanya masih ramuan asli dari Agus, yang telah miliki jam terbang lebih dari 10 tahun.
Lelaki asli Yogyakarta ini menuturkan, pada Ayam Taliwang Bakar, bumbunya berupa cabai tandan langsung dikirim dari Lombok. "Ini masakan asli Lombok yang memakai cabai tandan, khas sana," terang suami Yhannie ini.
Sedangkan kalau Udang Bakar Balado, bumbu baladonya seperti bumbu racikan khas Sumatera Barat. Tentu, aneka masakan penggoyang lidah ini sayang kalau belum sempat dicicipi setiap saat. (m02)