Lahan seluas 1,5 hektare tersebut sangat asri. Ada beberapa bangunan dan pendopo. Meliputi musallah dan sanggar untuk latihan karate atau menari. Berdiri pula beberapa gazebo bambu. "Itu persiapan Konser Merdeka," sambut Iwan kepada Jawa Pos yang datang bersama perwakilan dari PT TVS Motor Company dan IPM PR.
Dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan ke-63 Indonesia, Iwan memang mengadakan konser di halaman belakang rumahnya. Demi even bertajuk Konser Merdeka tersebut, disiapkan sebuah panggung megah dengan hiasan kepala burung garuda. Belasan pekerja masih sibuk dengan tugas masing-masing untuk mengejar target agar bisa tampil malam tadi.
Halaman belakang rumah Iwan untuk konser itu diperkirakan mampu menampung seribu orang. Dia mengatakan, sebenarnya sudah sejak Januari 2008 tempat tersebut terpakai. Sebab, setiap bulan dia mengadakan pertunjukan musik untuk umum. "Tapi, nggak bebas-bebas amat. Bayar Rp 30 ribu," imbuhnya.
Sepuluh persen dari uang hasil penjualan tiket itu disalurkan untuk kegiatan sosial. Hanya, lanjut Iwan, dana tersebut belum terkumpul banyak. "Saya kok tertarik (menyalurkan uang sosial, Red) ke lingkungan, ya. Tapi, belum tahu, dananya masih kecil sekali," tutur pria kelahiran Jakarta, 3 September 1961, itu.
Setiap bulan, rata-rata tiket untuk pertunjukan tersebut memang terjual habis. Tapi, pernah juga sisa banyak. Penontonnya hanya sekitar 800 sampai 900 orang. Menurut dia, itu terjadi tidak lama setelah harga BBM naik. "Ternyata, kena dampaknya juga," tambah Iwan lantas tertawa. Kalaupun ada keuntungan, dia tak hanya menggunakannya untuk keperluan pribadi dan keluarga. Dia harus menghidupi 200 orang yang bergantung dari aktivitasnya.
Awalnya, menurut Iwan, pertunjukan bulanan tersebut dibuat karena dirinya sering latihan bersama pemain bandnya. "Kalau latihan tapi nggak perang-perang, pusing juga. Jadi, ya sudahlah, kami bikin sebulan sekali sambil menunggu job sesungguhnya," terang suami Rosana itu.
Bersamaan dengan Konser Merdeka, Iwan me-launching situs pribadi secara resmi. Dulu, jelas Iwan, dirinya pernah membuat website sendiri tanpa dibantu ahli. "Tapi ngeri, tiba-tiba banyak gambar porno. Sekarang, kerja sama dengan Falcon. Mereka janji mengurusnya. Bahkan, ada tiga wartawannya," ulas pemilik tinggi badan 171 cm tersebut.
Iwan berharap suatu hari bisa konser keliling ke berbagai daerah sambil mempelajari budaya setempat. "Saya sangat terobsesi oleh gipsi. Debu (kelompok musik, Red) juga. Mereka kan dari Nepal, ke China, ke mana-mana bawa keluarga 90 orang. Di kepala saya, (yang terpikir, Red) itu terus," ucapnya. (Sugeng Sulaksono/nda)