Jeritan Sebatang Pohon

17.30
Duduk di hadapan saya dua orang laik-laki. Yang satu mahasiswa, sedang yang satunya seorang suami. Kepada mereka berdua saya bertanya:”Ada sebatang pohon kelapa, sebatang pohon cemara, sebatang pohon mangga, sebatang pohon jambu, dan sebatang pohon rambutan. Mana dari semua pohon tersebut paling baik ?”
Disadari atau tidak, kebanyakan dari kita seringkali berpikir seperti sang suami di atas. Sang mahasiswa memilih pohon rambutan sebab, baginya, pohon tersebut menghasilkan buah yang enak untuk dimakan, dan dia sendiri suka terhadap buah rambutan. Sang suami berpikir bahwa pohon kelapa adalah pohon yang banyak mengerjakan falsafah hidup. Pohon kelapa mengajarkan betapa batang, daun, pelepah, hingga buahnya sama-sama bermanfaat bagi kehidupan manusia. Untuk itu seharusnya manusia seperti pohon kelapa, yakni bisa memberi banyak manfaat kepada sesama.
Anda berhak memilih pohon mana saja yang anda sukai. Akan tetapi waspada bahwa setiap pemilihan mengandung resiko tersendiri. Anda tidak bisa mengatakan bahwa pohon ini lebih bagus daripada pohon itu. Jangan karena anda merasa bahwa Anda telah mencapai pemahaman tinggi lalu anda merendahkan orang lain yang pemahamannya tidak seperti anda. Ketika melihat adanya perbedaan , yang anda butuhkan adalah kesiapan untuk menerima perbedaan bukan ketidak siapan dengan cara membenamkan diri pada kebenaran anda sendiri sambil mengeluhkan atau bahkan menyalahkan kebenaran orang lain.
Jangan menilai orang lain dengan ukuran Anda sendiri, sebab orang lainpun akan menilai anda dengan ukurannya sendiri. Jangan menganggap hitam itu buruk, sedangkan putih itu baik, karena putih tidak akan bisa disebut manakala hitam tidak ada. Maka janganlah merasa benar sendir, jika anda menganggap sesuatu itu benar serta tidak merugikan orang lain maka lakukanlah saja dan jangan menganggap apa yang dilakukan orang lain adalah salah secara arogan, cukup anda saja yang mengerti bahwa itu salah tanpa harus menyalahkan orang lain.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »