Jakarta, Dengan bertambahnya usia, orang akan mengalami kematian sel otak yang terjadi setiap harinya. Kematian otak ini tidak dapat dicegah meski bisa diperlambat. Berapa rata-rata sel otak yang mati per hari?
Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Diperkirakan, otak manusia terdiri dari 100 miliar sel otak (neuron) dan sekirar 1 triliun sel pendukung (glia) yang membantu neuron. Otak memiliki berat sekitar 1,4 kg (3 pound). Tapi setelah usia 20 tahun, secara alami orang akan kehilangan sekitar 1 gram massa otak per tahun.
Dilansir dari madsci.org, Selasa (20/7/2010), untuk menghitung banyaknya sel otak yang mati per hari, dibutuhkan hitungan matematika dari teori-teori sel otak yang ada. Berikut faktanya:
Jika otak manusia memiliki berat sebesar 1,4 kg (1.400 gram) dan ada sekitar 100 miliar neuron, maka bisa dihitung bahwa terdapat sekitar 70 juta neuron per gram.
Nah, bila manusia kehilangan 1 gram massa otak per tahun, artinya otak kehilangan 70 juta neuron per tahun atau sekitar 190 ribu per hari sel otak yang rusak, melambat atau mati.
Hitungan tersebut tidak menandakan bahwa sel otak benar-benar mati sebanyak 190 ribu per harinya. Beberapa bisa diakibatkan karena hilang atau sekaratnya glia (sel pendukung). Sebagian lagi karena berkurangnya neuron yang disebabkan oleh kehilangan zat insulasi, yaitu mielin, yang membuat neuron bekerja lebih lambat, tetapi tidak mati.
Bahkan jika dikatakan bahwa sekitar 5 persen dari 1 gram neuron yang benar-benar mati, maka otak manusia kehilangan sekitar 9.000 neuron per hari. Jumlah ini mungkin tampaknya sangat banyak, tapi bila dibandingkan dengan sisa neuron yang tersisa, maka jumlah ini tak ada apa-apanya.
Banyak faktor-faktor internal yang bisa mempercepat dan memperbanyak kematian sel otak, terutama zat-zat kimia, obat-obatan dan makanan tertentu.
Tidak semua obat dapat menyebabkan sel otak mati, tetapi bisa membuatnya sangat rusak. Ketamin, oksida nitrat (gas tertawa) dan inhalansia volatile (yang terkandung dalam lem, bensin dan thinner) dapat menyebabkan kematian sel otak sebesar 30 kali lipat dari tingkat normal atau hampir 300 ribu neuron per hari.
Selain itu, paparan asap rokok, alkohol, makanan cepat saji (junk food), MSG (Monosodium Glutamate) dan obat-obatan terlarang juga dapat mempercepat dan memperbanyak kematian sel otak tiap harinya.
Asal tahu saja, kematian sel otak dapat menyebabkan beberapa penyakit yang berkaitan dengan sel saraf, antara lain:
- Dementia (kepikunan)
- Asperger syndrome (ketidak mampuan berkomunikasi)
- Trauma atau kerusakan batang otak (traumatic brain injury)
- Down syndrome (keterbelakangan mental)
- Epilepsi
- Autisme
- Ganguan kejiwaan
- Alzheimer (penyakit disorientasi otak)
- Parkinson (kelainan otak kronis yang mengganggu pergerakan)
- Kelumpuhan
- Kerusakan atau kematian sebagian otak (partial brain degenerative disorder)
- Szhizoprenia
Sedangkan gaya hidup sehat seperti olahraga, makan sehat, senam otak atau latihan daya ingat bisa memperlambat kematian otak sehingga orang tidak cepat pikun.